MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Yang dibina oleh Bapak Dr. Munzil Arief. M.Si dan Ibu Erni Yulianti. S.Pd. M.Si
Anggota Kelompok : 1.
Desi Wulansari
(160351606456)
2.
Dinas Iriandana
(160351606403)
3.
Lubabatul Faizah
(160351606454)
4.
Muti’atul Lailiyah (160351606447)
5.
Putri Ratna Sari
(160351606422)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGAM STUDI PENDIDIKAN IPA OKTOBER 2017
A. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN Secara singkat dapat dijelaskan, bahawa media adalah suatu alat atau sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran atau jembatan dalam kegiatan komunikasi (penyampaian dan penerimaan pesan) atara komunikator (penyampai pesan) dan komunikan (penerima pesan). Sedangkan istilah pembelajaran atau pengajaran (ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya), adalah upaya untuk pembelajaran siswa.Membelajarkan berarti usaha membuat seseorang belajar. Dalam upaya pembelajaran terjadi komunikasi antara siswa (pebelajar) dengan guru/pembelajar/pengajar (ungkapan yang lebih umum digunakan sebelumnya), sehingga proses pembelajaran seperti ini adalah sebagai bagian proses komunikasi antar manusia (dalam hal ini yaitu antara pembelajar dan pebelajar). Meskipun dapat saja terjadi komunikasi langsung antara pembelajar dengan bahan pembelajaran, di sana ada penanan media pembelajaran. Jerrold Kemp (1977) dalam bukunya Planning and Producing Audio Visual Materials menggambarkan proses kominikasi melalui media tersebuat sebagai berikut. SUMBER
PESAN
PESAN
PESAN
PESAN
DIKODEKAN
DITARIK
DITERIMA
CHANNEL
BALIKAN
Dalam batasan pembelajaran, secara implisit terlihat bahwa dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.Dalam upaya bagaimana membelajarkan siswa itulah penanan media tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dalm hal ini dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran meliputi komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan, melainkan saling berkaitan dan memiliki efek sinergi (nilai lebih). Komponen itu meliputi tujuan, isi, metode atau strategi pembelajaran, media dan sumber belajar serta evaluasi hasil belajar. Jadi pengertian media pembelajaran secara singkat dapat dikemukakan sebagai suatu (bisa alat, bisa bahan, bisa keadaan) yang dipergunakan sebagai perantara komunikasi dan kegiatan pembelajaran.Jadi ada tiga konsep yang mendasari batasan media pembelajaran di atas yaitu konsep komunikasi, konsep sistem, dan konsep-konsep pembalajaran. Pengertian media pembelajaran secara etimologis, kata media berasal dari bahasa latin medius dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Sedangkan madoe, yang artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sedangkan secara terminologi, menurut para ahli diantaranya : Menurut Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis
untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Menurut Heinich, dkk (1985), media pembelajaran adalah media-media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran. Martin dan Briggs (1986) mengatakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si-belajar.Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras. Menurut Hamalik (1994), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Jadi, media pembelajaran adalah semua sumber yang dapat digunakan dalam menyampaikan pesan, merangsang pikiran, minat, perhatian dan perasaan anak didik sehingga pendidik dapat mendorong anak didik agar dapat belajar, sehingga tujuan pembelajaran (perubahan prilaku atau kompetensi ) dapat tercapai. B. SEJARAH MEDIA PEMBELAJARAN Selama ini media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap belajar siswa. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada pertengahan abad 20, alat visual untuk mengkonkretkan materi pelajaran selanjutnya dilengkapi dengan audio sehingga dikenal menjadi alat audio-visual atau audio visual aids (AVA). Berbagai peralatan digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran dengan maksud menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi, kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio-visual, sehingga selain sebagai alat bantu, media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu alat audio-visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau media. Sekitar tahun 1960-1965 (Sadiman dkk, 2005 : 8--11) siswa mulai diperhatikan sebagai komponen yang penting dalam proses pembelajaran. Pada saat itu teori tingkah laku (behaviorism theory) ajaran B.F. Skinner mulai mempengaruhi penggunaaan media dalam kegiatan belajar-mengajar. Teori ini mendorong untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar-mengajar. Menurut teori ini mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa.Perubahan tingkah laku ini ditanamkan pada diri siswa sehingga menjadi adat kebiasaan, untuk itu jika ada perubahan tingkah laku positif ke arah yang dikehendaki, perlu diberikan penguatan (reinforcement) berupa pemberitahuan bahwa tingkah laku tersebut telah benar. Pada sekitar tahun 1965-1970 pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran.Setiap program pembelajaran perlu
direncanakan secara sitematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Program pengajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan pada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam perencanaan ini media yang akan dipakai dan cara yang digunakan telah ditentukan dengan pertimbangan saksama. Pada dasarnya guru dan para ahli audio-visual menyambut baik perubahan ini. Guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkah laku siswa. Untuk mencapai tujuan itu, mulai dipakai berbagai format media. Berdasarkan pengalaman, keberhasilan siswa sangat berbeda jika digunakan satu jenis media, ada siswa yang lebih senang menggunakan media audio, namun ada pula yang lebih menginginkan media visual, maka itu digunakan berbagai macam media sesuai dengan minat siswa, sehingga muncullah konsep penggunaan multi media dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan perkembangan media di atas ternyata arca (relief) sebagai salah satu bentuk relief dapat dikatakan sebagai cikal bakalnya media pendidikan, hanya saja sesuai perkembangan, relief sepertinya terkubur dan telah digantikan oleh media pendidikan moderen yang muncul belakangan. Selain itu sudah selayaknya media tidak lagi dipandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tetapi lebih sebagai penyalur pesan dari pemberi pesan. Sebagai pembawa pesan media tidak hanya digunakan oleh guru, tetapi yang lebih penting semestinya dapat digunakan oleh siswa secara mandiri.Sebagai pembawa dan penyaji pesan, maka media dalam hal tertentu dapat menggantikan peran guru untuk menyampaikan informasi secara teliti dan menarik.Fungsi tersebut dapat diterapkan tanpa kehadiran guru secara fisik, dengan demikian pandangan tentang guru sebagai satu-satunya sumber informasi tidak berlaku lagi. C. SYARAT-SYARAT MEDIA PEMBELAJARAN Syarat-syarat media pembelajaran yang baik adalah: 1. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi peserta didik 2. Menstimulus peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan stimulus belajar baru 3. Menstimulus peserta didik dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong mereka untuk melakukan praktik dengan benar Dalam pemilihan media pembelajaran, Arsyad (2013:74) menyatakan bahwa kriteria pemilihan media pembelajaran merupakan bagian dari system instruksional secara keseluruhan, yaitu: 1. Sesuai dengan tujuan Media pembelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan instruksional dan mengacu setidaknya dua dari tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini agar media pembelajaran tidak melenceng dari tujuan . 2. Praktis, lues dan bertahan Pemanfaatan lingkungan dan hal yang sederhana namun secara tepat guna akan lebih efektif dari pada media pembelajaran yang mahal dan rumit. 3. Mampu dan terampil menggunakan Nilai dan manfaat media pembelajaran sangat ditentukan oleh keterampilan guru menggunakan media pembelajaran tersebut.
4. Pengelompokan sasaran Pemilihan media pembelajaran tertentu yang bersifat universal masih dapat digunakan, namun untuk yang lebih khusus masing-masing kelompok belajar harus dipertimbangkan pemilihan media pembelajaran untuk masing-masing kelompok. 5. Mutu teknis Setiap produk yang dijadikan media pembelajaran tentu memiliki standar tertentu agar produk tersebut layak digunakan. Jika produk tersebut belum memiliki standar khusus, guru harus mampu menentukan standar untuk produk tersebut agar dapat digunakan untuk media pembelajaran. D. MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN Menurut Asra (2007. 5.8-5.9), media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi berbagai jenis : 1. Media visual Media yang hanya dapat dilihat seperti foto, gambar dan poster. 2. Media audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja seperti kaset audio, MP3, dan radio. 3. Media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus didengar seperti film suara, video, televisi dan sound slide. 4. Multimedia adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap seperti suara, animasi, video, grafis dan film 5. Media realia yaitu semua media nyata yang ada di lingkungan alam, seperti tumbuhan, batuan, air, sawah, dan sebagainya. E. APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN Adapun aplikasi-aplikasi media pembelajaran ipa khususnya untuk siswa smp yang dapat digunakan ketika di sekolah antara lain yaitu : 1. Mind mapping Mind mapping ini merupakan media yang menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya ke luar otak. Biasanya Mind mapping ini berbentuk seperti peta sebuah kota yang memiliki banyak cabang, dan dapat diterapkan pada pembelajaran ipa. Hal ini siswa dapat membuat pandangan yang menyeluruh tentang pokok masalah atau meteri pembelajaran tersebut. Mind mapping, disebut juga pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah salah satu cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa belajar. Juga merupakan teknik mencatat siswa yang kreatif, sangat berguna ketika mendengarkan penjelasan guru di depan kelas. Dapat membuat siswa bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa. Berikut contoh mind mapping :
Gambar 1. Mind mapping respirasi 2. Poster Poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2010: 51). Poster mampu mempengaruhi perilaku, sikap dan tata nilai seseorang untuk berubah atau melakukan sesuatu. Poster tidak hanya penting untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu tetapi mampu pula untuk mempenggaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.Poster adalah salah satu media yang terdiri dari lambang kata atau simbol yang sangat sederhana, dan pada umumnya mengandung anjuran atau larangan (Depdikbud, 1988:50).Hal yang membuat poster memiliki kekuatan untuk dicerna oleh orang yang melihat karena poster lebih menonjolkan kekuatan pesan, visual dan warna. Poster bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi. Menurut Arief S. Sadiman ciri-ciri poster yang baik (dalam Musfiqon, 2012: 85) yaitu: (1) sederhana; (2) menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok; (3) berwarna; (4) slogannya; (5) tulisannya jelas; (6) motif dan tulisannya bervariasi. Pada dasarnya media poster ini dapat kita gunakan hampir pada seluruh materi pada semua mata pelajaran akan tetapi materi yang bisa menggunakan media poster adalah materi – materi yang dalam penyajiannya dapat menggunakan gambar atau visual. Dalam penggunannya poster di pasang di tengah kelas pada saat dibutuhkan dan di tanggalkan lagi setelah pembelajaran selesai. Contohnya guru mengajarkan siswa tentang teknik menulis karangan naratif tentang pentingnya buang sampah pada tempatnya.Kemudia guru memasang sebuah poster tentang akibat membuang sampah sembarangan. Guru menugaskan siswa untuk mengamati poster tersebut lalu kemudian siswa diperintahkan untuk membuat karangan berdasarkan poster tersebut.
Gambar 2. Poster
3. Video Video merupakan salah satu contoh dari media audio visual yang menampilkan gerak dan bersuara, semakin lama semakin populer dalam masyarakat.Pesan yang disajikanpun bersifat fakta, fiktif, informatif, edukatif maupun instruksional.Video juga sangat berguna dalam pembelajaran.Media video ini sering digunakan oleh guru untuk menampilkan sebuah pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah dalam menangkap materi, pesan dalam sebuah video tersebut. Contohnya ialah guru menampilkan sebuah video tentang pembiasan cahaya. Di dalam video tersebut menjelaskan bagaimana pembiasan cahaya itu terjadi dan apa saja contoh-contoh yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar 3. Video pembiasan cahaya 4. Monopoly game Menggunakan monopoly sebagai media pembelajaran.Permainan ini sangat cocok untuk anak smp.Selain permainan monopoly sangat menarik bagi siswa, juga dapat digunakan guru sebagai media pembelajaran untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dengan menyelipkan beberapa pertanyaan materi yang telah diterangkan sebelumnya. Agar membuat lebih menarik lagi guru dapat mengganti nama negara dalam permainan monopoly dengan nomor soal pertanyaan. Siswa yang menempati nomor tersebut menjawab pertanyaan yang telah disediakan.
Permainan ini juga sebenarnya dapat digunakan sebagai pengganti ulangan yang biasanya dilakukan dengan suasana yang menegangkan menjadi ulangan yang menarik bagi siswa.
Gambar 4. Monopoly game
F. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN MEDIA PEMBELAJARAN Adanya media pembelajaran tentunya mempermudah suatu penyampaian materi atau pesan. Melalui media pembelajaran siswa/mahasiswa akan lebih mudah untuk menangkap maksud dari pembelajaran tersebut. Dengan adanya media pembelajaran proses pembelajaran akan lebih menarik. Media dapat berupa apa saja, baik visual,audio, ataupun cetak/berbentuk. Tiap media pembelajaran tentunya memliki kelebihannya masing-masing tentunya sesuai dengan kecenderungan belajar masing-masing individu. 1. Media Visual Media visual ini cukup menarik perhatian biasanya, karena desain dari media pembelajaran berbasis visual ini menyenangkan untuk dipandang hingga membuat orang penasaran. Media visual ini tidak hanya cocok untuk anakanak usia dini atau usia sekolah dasar saja, melainkan juga dapat digunakan untuk jenjang yang lebih tinggi. Kelebihan: a. Meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan engajaran b. Memungkinkan terjadinya proses pengajaran yang lebih mudah dan cepat c. Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan d. Dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata Kekurangan : a. Memerlukan pengamatan yang ekstra hati-hati b. Pedan atau informasi yang panjang dan rumit mengharuskan untuk membagi kedalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan dipahami c. Perlu adanya keterpaduan yang mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual sehingga ketika diamati akan berfungsi secra bersama-sama 2. Media Audio Media audio sangat cocok digunakan untu orang-orang yang lebih mudah memahami suatu kejadian atau pembelajaran mealui proses pendengaran.
Biasanya orang yang menggunakan media pembelajaran berbasis audio adalah orang-orang yang memiliki pendengaran yang lebih tajam daripada pengelihatanya.Beberapa contoh dari pengguna media pembelajaran berbasis audio adalah para musisi mereka cenderung memiliki pendengaran yang tajam.Media pembelajaran berbasis audio juga biasa digunkan saat ujian atau simulasi ujian bahasa inggris biasanya.Dongeng sebelum tidur juga dapat dikategorikan sebagai media audio. Berikut kelebihan dan kekurangan dari media pembelajaran berbasis audio. Pemanfaat laboratorium bahasa juga merupakan upaya penerapan pembelajaran audio. Kelebihan : a. Dapat memusatkan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian b. Harga relatif murah c. Sifatnya mudah dipindakan d. Bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama e. Dapat mengembangkan daya imajinasi anak f. Dapat merangsang partisipasi aktif g. Dapat memusatkan perhatian siswa h. Melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran Kekurangan : a. Sifat komunikasinya satu arah b. Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tidak dapat mengontrol c. Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah d. Pengadaan laboratorium bahasa cenderung memakan banyak biaya. 3. Media Audio-Visual Media audio visual adalah metode untuk seseorang yang kurang paham apabila hanya melihat visualnya saja atau mendengar audionya saja.Media ini bagus dalam segi visual dan disertai dengan audio atau penjelasan mengenai visual yang disampaikan.Dengan pembuatan media pembelajaran audio visual ini maka kebutuhan dari tiap-tiap individu (seseorang yang cenderung ke audio dan visual serta audio visual) dapat dipenuhidalam satu waktu sekaligus.Contoh daro media pembelajaran berbasis audio visual ialah video pembelajaran. Kelebihan : a. Menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak b. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa c. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah d. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik karena dua unsur media yaitu audio dan visual Kekurangan : a. Terlalu menekankan pada penguasaan metri daripada proses pengembangannya dan tetap emandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran. Suatu media pembelajaran dibuat tentunya untuk menunjang proses pembelajaran supaya lebih baik. Suatu media pembelajaran menjadi tidak atau kurang bermanfaat saat media tersebut tidak digunakan tepat pada sasarannya, misalnya media pembeleajran yang harusnya untuk siswa sekolah dasar tetapi
diberikan untuk siswa menengah pertama. Tentu hal tersebut akan mengurangi kegunaan dari media tersebut. Selain itu faktor penyampaian media pembelajaran yang kurang jelas, entah itu karena kurangnya penguasaaan materi atau kurang cakapnya dalam mendemonstrasikan media tersebut. Kurang jelasnya penyampaian akan membuat bingungpengguna media pembelajaran dan mengurangi keefektifitasan media pembelajran tersebut. Sehingga perlu adaya evaluasi untuk kemungkinan-kemungkinan penyebab kegagalan media belajar. G. COGNITIVE LOAD THEORY DAN MEDIA Teori beban kognitif merupakan skema teori untuk model pembelajaran.Cognitive load theory didasarkan pada gagasan kapasitas memori bekerja yang terbatas dan kapasitas memori jangka panjang yang luas.Teori beban kognitif telah menjadi sebuah teori dan diakui secara luas untuk diterapkan dalam bidang pengajaran dan pembelajaran sejak tahun 1980-an. Pada decade pertama difokuskan oleh penelitian tentang metode pembelajaran untuk mengurangi beban kognitif extraneous yang disebabkan oleh desain suboptimal tugas belajar. Beberapa tahun kemudian fokus penelitian telah dikembangkan ke beberapa arah, seperti peran dari tingkat keahlian peserta didik berkaitan dengan prinsip-prinsip instruksional, atau metode untuk mendorong beban kognitif germane yang diperlukan untuk proses belajar yang relevan. Cognitive load theory membedakan antara tiga jenis beban kognitif yang terjadi dalam memori kerja selama belajar, yaitu: 1. Beban kognitif intrinsik, didefinisikan sebagai kompleksitas instrinsik dari informasi yang harus dipelajari 2. Beban kognitif extraneous, dikarenakan tidak sesuainya presentasi dari materi pembelajaran sehingga informasi dari satu sumber perlu dijaga dalam memori kerja untuk mengintegrasikan dengan informasi dari sumber lain 3. Beban kognitif germane, diperkenalkan setelah ditemukan bahwa variasi jenis contoh bekerja meningkatkan beban kognitif, tetapi pada saat yang sama mendukung pembangunan skemata Prinsip desain pembelajaran yang berasal dari cognitive load theory 1. Prinsip untuk mengurangi beban extraneous Efek contoh kerja mempelajari contoh bekerja daripada memecahkan masalah konvensional, karena dapat fokus pada masalah dan menentukan langkah langkah solusi yang efisien Efek split-attention menunjukkan bahwa berbagai sumber informasi visual harus disajikan secara terpadu, jika semua sumber informasi merupakan prasyarat bagi pemahaman Efek modalitas terjadi ketika beberapa sumber informasi yang diperlukan untuk difahami Efek redundasi menunjukkan bahwa menghindari penyajian berbagai sumber informasi yang mengulangi informasi yang sama dalam bentuk yang berbeda 2. Prinsip untuk mendorong beban germane Metode desain instruksional yang selanjutnya adalah untuk meningkatkan beban kognitif germane, khusunya berkaitan dengan pembelajaran contoh kerja 3. Prinsip untuk menyesuaikan beban intrinsik
Pendekatan ini lebih bermanfaat untuk hasil belajar bila dibandingkan dengan menyajikan informasi sekaligus di kedua fase. Kedua fese tersebut adalah penyajian informasi dalam unsur terisolasi yang dapat diproses secara serial dan informasi yang disajikan sekaligus, termasuk hubungan antara unsur-unsur
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rivai, Nana sudjana. 2010. Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press Asra, Darmawan dan Riana. 2007, Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Jakarta : Dirjendikti Depdikbud, (1988).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta Hollender, N., dkk. 2010. Integrating Cognitive Load Theory and Concepts of Human-Computer Interaction.Computer in Human Behavior, 26(6), 12781288. Sadiman, Arief S. dkk . 2012. Media Pendidikan Pengertian, Pen gembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT.Raja Grafindo Persada Sihkabuden. 2011. Bahan Ajar Belajar Dan Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang Simamora, Raymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.Jakarta: EGC